BOGOR - Pengurus Dewan Kesenian Kabupaten Bogor ( DKKB ) periode 2020-2025 sampai saat ini belum melakukan pelantikan dan malah mendapatkan kritikan dari beberapa lembaga sanggar budaya di Kabupaten Bogor.
Menurut informasi yang di himpun Indonesiasatu.co.id pemilihan DKKB pada waktu itu terkesan diatur oleh sekelompok orang tertentu dan penyelenggaraan pemilihan tidak transparan. Bahkan panitia penyelenggara ikut serta dalam pemilihan.
Disamping itu banyak yang menyayangkan paguyuban kesenian tersebut seharusnya dipimpin oleh sesepuh asli Kabupaten Bogor. Hal ini dikatakan oleh beberapa budayawan yang menurutnya untuk menjaga nama baik dan kelestarian Seni dan Budaya Sunda/Kabupaten Bogor di mata dunia.
Salah satu lembaga mengatakan, pemilihan DKKB pada bulan Desember lalu dinilai janggal. Banyak para pemilik sanggar seni dan budaya yang tidak di undang.
"Menurut saya kurang pas dan terkesan sudah atur siapa yang jadi. Karena pada waktu pemilihan pun tidak transfaran, " ujar pengurus lembaga yang enggan disebut namanya ke Indonesiasatu.co.id (16/06/21).
Ia menjelaskan, beberapa sanggar dan padepokan yang sudah terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor tidak di undang dalam Musyawarah Daerah (Musda) DKKB pada waktu itu.
" Bahkan kami/saya yang jelas punya yayasan seni budaya nota bene legalitas kami lengkp terdaftar tidak di undang dalam pemilihan, " jelasnya
Selanjutnya ia mengungkapkan, sempat terjadi keributan dari beberapa seniman dan budayawan pada saat pemilihan. Karena budayawan dan seniman yang tidak memiliki lembaga atau padepokan bisa memilih, sedangkan yang mempunyai Padepokan tidak di undang.
" Saat itu karena beberapa seniman budayawan yang tidak memiliki sanggar dan padepokan bisa memilih punya suara, tapi kami tidak di beri undangan" imbuhnya.
Beliau menegaskan, lembaganya tidak diberikan suara dalam pemilihan DKKB, padahal legalitas lembaga sudah resmi diakui oleh Pemkab Bogor.
" Kami tidak tau banyak saat itu karena tidak diberikan hak suara, tapi kami menanyakan bagaimana dengan legalitas yang kami miliki, " ungkapnya.
Karena Ia merasa memiliki Kabupaten Bogor dan sebagi orang yang berkecimpung dalam seni dan budaya meminta hak suara kepada panitia penyelenggara pemilihan DKKB.
" Sempat di tolak oleh Panitia, sayang sekali yang terpilih adalah orang luar bogor yang tidak tau tentang kesundaan atau adat orang sunda sehingga terkesan saat ini yang di angkat adalah tentang potensi yang ada pada pribadinya bukan tentang kesenian dan kebudayaan di kabupaten Bogor, " tandasnya.
Salah satu peserta pelantikan DKKB mengatakan, terdapat beberapa pengurus DKKB tidak hadir dikarenakan undangan tidak sampai kepada pengurus, bahkan yang hadir dari 100 hanya 33 peserta.
Kejanggalan pemilihan DKKB semakin dikuatkan ketika kepala Dinas Kebudayaan dan pariwisata tidak hadir dalam acara, disamping itu panitia penyelenggara ikut serta dalam pemilihan.
" Ada beberapa pengurus tidak hadir karena undangan tidak nyampe, Saya dari awal begitu datang peserta hanya 33 alasanya mewakili oleh kecamatan, " kata peserta yang tidak mau di sebutkan namanya.
Sekretaris Panitia Musda DKKB, Ruslan membantah bahwa para lembaga tidak di undangan, Dia menyebutkan penyelenggaraan ini hanya dibatasi 50 orang peserta atas persetujuan Ketua DKKB sebelumnya dan di masa Covid19.
50 peserta tersebut terdiri dari beberapa perwakilan dari zona kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor bukan di lihat dari perwakilan Lembaga Seni dan Budaya di Kabupaten Bogor.
" Karena ini hasil pertemuan pertemuan panitia sebelumya dan atas petunjuk ketua DKKB seblumya yaitu bapak erwin di sepakati 50 total pesera dan di bagi perzona dan kita tidak melihat lembaga" .Ujar Ruslan saat di Konfirmasi melalui pesan Whatsapp
Dengan bermunculannya informasi para lembaga/sanggar tidak di Undang dalam pemilihan DKKB tersebut di lihat dari kiprah para seniman dan budayawan Kabupaten Bogor.
" karna panitia sudah melihat siapa orang yang patut di undang..dan kita pun sudah ada teman teman kita masuk sebagai tim kepanitiannya yang kenal dan tau kiprah para seniman dan budayawan yang ada di bogor". Tandasnya
Ruslan memaparkan pantia dalam DKKB diantaranya :
1. Ketua Panitia : Abah Aris
2. Sekretaris : Ruslan
3. Bendahara : Evo Nanda
4. Ibu Nining
5. Astrajingaa
6. Dewo
7 . Abah Jana
Menurutnya dari kesepakatan panitia dalam Musda Dewan Kesenian Kabupaten Bogor (DKKB) periode 2020-2025 di Gedung Tegar Beriman, Selasa (15/12/2020) lalu panitia berhak memilih.
" Dan hasil dari kesepakatan panitia memilih, Kita melihat dari sehari hari. Apa pemilihan presiden apa presiden tidak milih, Pemilihan ketua DPR apa ketua tidak memilih, Pemilihan ketua NU ..apa ketuanya tidak memilih, Pemiliham bupati apa bupatinya tidak milih". Ungkapnya
Ruslan pun mengenalkan kepada media bahwasanya ia orang lama dan banyak mengetahui DKKB.
" Sya ruslan sekarang okk di dewan kesenian dan saya tau banyak tentang dkkb ..karna saya orang lama...paa...mkasi". Pungkasnya ( FERI/Sep Hurung)