KOTA BOGOR - Sejumlah petani dari sentra produksi padi mulai merasakan harga jual gabah kering panen (GKP) anjlok di tengah wacana impor beras 1, 5 juta ton. Kebijakan yang digulirkan pemerintah menjelang panen raya itu disebut petani 'menyakitkan'.
Konferensi ke-23 Food and Agriculture Organization ( FAO ) yang dihelat di Roma, Italia, pada 14 November 1985, barangkali menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia kala itu.
Presiden Soeharto mendapat kehormatan berpidato di forum resmi FAO lantaran capaian swasembada pangan yang diraih Indonesia pada tahun sebelumnya, 1984. Di hadapan puluhan petinggi negara dari seluruh dunia, Soeharto berucap:
“Jika pembangunan pangan kami dapat dikatakan mencapai keberhasilan, maka hal itu merupakan kerja raksasa dari suatu bangsa secara keseluruhan, " kata Presiden RI ke-2 ini seperti dikutip dari buku Beribu Alasan Rakyat Mencintai Pak Harto (2006) karya Dewi Ambar Sari dan Lazuardi Adi Sage (hlm. 92).
Akan tetapi, bila diungkap dokumen impor Beras di era Swasembada pangan nyatanya, anda bisa dibayangkan 2, 8 juta ton. Warisan impor beras terakhir Soeharto, rapot merah dalam sejarah program ketahanan pangan utamanya Beras.
Pada lima periode kedua dari SBY, total impor beras yaitu 6, 6 juta ton, Di masa Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, impor beras tertinggi sebesar 2, 75 juta ton pada tahun 2011.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia tahun 2019 berada di kisaran 31, 31 juta ton, lebih rendah 2, 63 juta ton atau setara 7, 75 persen dari tahun 2018 yang menyentuh 33, 94 juta ton.
Sementara itu, kebutuhan beras hanya 29, 6 juta ton per tahun sehingga ada surplus 4, 37 juta ton di 2018 dan 1, 53 juta ton di 2019.
neraca beras hingga akhir Desember 2020 masih tersisa stok sebesar 6, 1 juta ton sehingga mampu memperkuat ketahanan pangan selama masa pandemi.
Dan terkini Pemerintah akan melakukan impor beras sebanyak sekitar 1 juta ton pada awal tahun ini. Klaim pemerintah, impor terpaksa dilakukan untuk menjaga stok beras nasional.
Sejarah panjang impor beras bilamana kita mau merasakan penderitaan petani akan sangat menyakitkan, entah dengan dalih apapun yang jelas pedih perih menanam tersungkur saat panen Raya akibat anjloknya harga. Kebijakan pemerintah akan impor beras menambah panjang pilu petani, Impor cenderung hanya menguntungkan segelintir orang dan buntungkan rakyat tani.
Tantangan utama yang harus kita selesaikan adalah kesinambungan peningkatan produksi lewat peningkatan produktivitas dan manajemen stok.
Yang tidak boleh dilanjutkan dari era Soeharto adalah model paksa dan praktek pemburuan rente. Hanya segelintir (tak sampai hitungan jari satu tangan ) pengusaha yang memperoleh lisensi impor beras.
Penulis : Abidin Ghozali
Editor : FERI