Sukabumi - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sukabumi menggelar rapat koordinasi (Rakor) tahun 2021 di Pendopo. Rapat yang dilaksanakan sesuai protokol kesehatan ini, dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman. Selasa 16 November 2021.
Menurut Sekda, rakor ini menjadi momentum untuk memunculkan solusi alternatif dan rekomendasi untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam penanggulangan HIV/AIDS. Selain itu, dijadikan sarana mentransformasikan kebijakan, data, dan fakta di lapangan yang terbaru serta dapat dipertanggungjawabkan.
"Jadikan rakor ini sebagai ajang sharing ilmu dan pengalaman dalam penanganan HIV/AIDS di Kabupaten Sukabumi, " ujarnya.
Masih dikatakan Sekda, Pemerintah Kabupaten Sukabumi bersama KPA, terus berupaya meredam laju penyebaran virus HIV/AIDS. Hal itu dilakukan lewat edukasi dan informasi kepada masyarakat secara komprehensif.
"Tentu saja, ditindaklanjuti dengan dukungan perawatan bagi yang terinfeksi HIV/AIDS, " ucapnya.
Selain itu, ditindaklanjuti pula secara terpadu melalui program pemberdayaan masyarakat. Terutama yang mengedepankan prinsip partisipasi dan nilai agama, budaya, serta moralitas. Hal itu bisa membuat masyarakat menjadi tahu, mau, dan mampu menanggulangi HIV/AIDS di lingkungannya
Sekda berharap, hasil rakor ini bisa mewujudkan target capaian di 2022 mendatang. Mulai dari peningkatan tes HIV, terjaminnya ketersediaan alat reagen infeksi menular seksual dan HIV, serta teredukasinya seluruh lapisan masyarakat secara luas.
"Sehingga masyarakat dapat secara mandiri mencegah HIV dan mengakses layanan kesehatan, untuk itu perlu penguatan kolaborasi pentahelix serta mengintegrasikan kegiatan dalam tupoksi masing-masing, sehingga, semua agenda pengendalian HIV/AIDS di Kabupaten Sukabumi dapat terwujud" ungkapnya
Baca juga:
BPOM Setujui EUA Pertama Vaksin Covid-19
|
Sekretaris KPA Kabupaten Sukabumi H. Andi Rahman mengatakan, HIV/AIDS bagaikan fenomena gunung es karena itu penanganannnya harus dilakukan secara luar biasa.
"Timbulnya gejala HIV ini, bisa 8 bahkan 10 setelah terinfeksi. Semua itu tergantung kondisi tubuh, karenanya, penanganannya harus dilakukan dengan cara cegah, temukan, dan obati khususnya bagi orang yang beresiko dan jangan sampai tertular" terangnya
H. Andi menyebutkan bahwa orang yang sudah terkena jangan sampai memaparkan kepada ke yang lain, Lewat kerja keras dan gotong-royong pencegahannya bisa berhasil.