MAJALENGKA - Retaj Hanadia, bayi berusia 4 bulan asal R02/RW01 Dusun Aryakiban, Desa Rajagaluh Kidul, Kecamatan Rajagaluh mengidap mikrosefalus sejak dalam kandungan.
Penuturan ayahnya, Abdul Muhidin ketika istrinya hamil 9 bulan dan diperiksa ke dokter dinyatakan bahwa bayinya mengidap mikrosefalus, dan harus dirujuk ke rumah sakit di Bandung.
Ia mengetahui anaknya mengidap mikrosefalus setelah istrinya saat hamil sembilan bulan di periksa USG di Rumah Sakit Sumber Waras Ciwaringin Cirebon.
Diceritakan Muhidin, ketika lahir di bagian kepala anaknya ada benjolan daging, dan ukuran kepalanya lebih kecil. Akibat penyakit itu, sejak lahir hingga sekarang umur 4 bulan Retaj Hanadia hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur Rumah Sakit Sentosa Bandung, untuk menjalani operasi selanjutnya.
“Anak saya telah menjalani operasi pertama di RS Sentosa Bandung dengan biaya hasil bantuan keluarga dan usaha kecil-kecilan pakaian di Tangerang, “ bebernya.
Hasil operasi pertama kurang optimal, justru malah terjadi infeksi. Saat ini pihaknya menunggu operasi kedua dengan biaya yang harus disediakan mencapai Rp 50 juta. Karena walaupun menggunakan BPJS, obat tetap harus dibeli plus akomodasi sehari-hari.
“Saat ini usaha di masa pandemi lagi sulit. Boro-boro buat biaya operasi, untuk kebutuhan sehari-hari saja pusing, ” keluhnya.
Bayi tersebut tampak menderita kerena dari waktu waktu benjolan yang ada di kepalanya kian membesar. “Kami berharap uluran tangan dari berbagai pihak, khususnya Pemerintah Kabupaten Majalengka terketuk hati untuk membantu biaya operasi anak saya, ” ujarnya.(***)