BOGOR - Pedagang Ikan basah dipasar Leuwiliang mengeluh akibat penjualannya di masa pandemi covid 19 menurun. Akibatnya Ocen Suhendar ( 40) harus mengalami kerugian di setiap harinya.
"Akibat sepi pembelian, saya harus menerima kerugian sampai ratusan ribu rupiah per hari". Ujar Ocen selaku penjual ikan di pasar leuwiliang Bogor, pada Rabu ( 26/05/21)
Kerugian tersebut membuat Ocen harus menerima beban hutang kepada tengkulak/pemasok ikan sampai jutaan rupiah. Dengan kondisi tersebut Ocen mengatakan harus bertahan diri dengan menggadaikan sebidang tanah milik keluarganya untuk menutupi beban hutang kepada pemasok ikan tersebut.
"Mau gimana lagi saya harus bertahan berjualan meski harus menggadaikan aset keluarga saya demi bertahan". Imbuhnya
Di masa pandemi palaku usaha kecil menengah harus rela mengalami kerugian akibat perputaran ekonomi yang tidak menentu, bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kerugian ekonomi tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 mencapai Rp 1.356 triliun. Nilai ekonomi yang hilang itu kata Sri, terjadi karena pandemi Covid-19 menghentikan mobilitas manusia sehingga berdampak pada semua sektor, termasuk penerimaan negara
Disamping itu di Pulau jawa masyarakatnya kurang mengonsumsi ikan seperti di katakan oleh Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan PDSPKP Rifky Effendi Hardijanto.
Kata dia, Indonesia memiliki potensi sumber daya ikan sebesar 9, 9 juta ton dan potensi luas lahan budidaya 83, 6 juta ha (hektar). Potensi ini menurut dia, lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan protein ikan bagi masyarakat serta mampu membuka banyak lahan pekerjaan.
Rifky menyebutkan, meskipun angka konsumsi ikan membaik namun di beberapa wilayah seperti di Jawa dan Lampung masih tertinggal.
“Di Jawa ini kurang makan ikan, makanya kita buat acara seperti ini supaya adik-adik suka makan ikan. Ikan itu enak, ikan itu sehat, ikan itu membuat adik-adik pintar, ” tutur Rifky saat menyelenggarakan Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) dan Pasar Ikan Ramadan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya ikan, yang di Kutip Kompas.com pada 2018 lalu.
Sementara Dirjen terbaru dari Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) terus mendorong terwujudnya ketahanan pangan berbasis rumah tangga. Hal ini merupakan bentuk implementasi atas kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memastikan ketersediaan pangan dari sektor perikanan untuk pemenuhan gizi masyarakat melalui pembangunan kampung-kampung budidaya berbasis kearifan lokal.
Direktur Jenderal PDSPKP, Artati Widarti mengatakan hal ini bisa dimulai dengan menggali aspek kearifan lokal dari berbagai daearah di Tanah Air.
"pemerintah pun terus menggalakkan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Terlebih ikan memiliki kandungan asam lemak omega 3, 6, 9 yang sangat baik untuk kesehatan jantung, kecerdasan otak, mengontrol tekanan darah dan mencegah kanker. Selain itu, ikan termasuk komoditas yang mudah dikreasikan menjadi berbagai olahan sehingga menjadi lebih variatif saat dihidangkan" kata Artati pada Maret 2021 Silam.
Lanjut Ocen mengungkapkan dirinya mengharapkan aksi pemerintah Kabupaten Bogor untuk segera terjun ke pasar tradisional khsusnya pasar leuwiliang untuk menindaklanjuti keadaan para pedang kecil yang saat ini sedang mengalami kesusahan.
" kami pedagang kecil tidak akan maju dan berkembang tanpa dukungan pemerintah, hanya pemerintah yang mempunyai peranan penting untuk memajukan para pegadang pasar lokal". Pungkasnya ( Sep Hurung/ FERI )