BOGOR-Pemerintah sempat memperbolehkan masyarakat mudik lebaran Idul Fitri, namun akhirnya pemerintah resmi melarang mudik Lebaran 2021. Keputusan yang berbeda-beda ini dianggap sebagai parodi.
"Menurut saya masih terlalu dini semua ini dihembuskan dan seperti parodi saja pemerintah kita ini. Tanggal 16 [Maret] Pak Menhub [Budi Karya Sumadi] sudah menegaskan tidak ada larangan mudik, nah sekarang menteri yang lain bilang dilarang mudik, " ungkap Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan, Sabtu (27/3/2021).
Dia juga mempertanyakan soal koordinasi pemerintah mengenai keputusan mudik lebaran tersebut.
"Apakah antar kementerian ini tidak berkoordinasi sebelum mengeluarkan statement?" kata Sani.
Sani mengatakan pemerintah harusnya mendorong masyarakat naik kendaraan umum namun dengan melakukan pengujian Genose di terminal-terminal. Menurutnya kendaraan pribadi tidak bisa terdeteksi.
Perbedaan pendapat ini dimulai pada 16 Maret 2021 lalu, saat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membuka peluang mudik lebaran tahun ini. Saat itu BKS panggilan akrabnya, menyebut dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR bahwa tak ada larangan masyarakat untuk mudik.
Lalu berselang 10 hari, pernyataan berbeda diungkap oleh Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy.
Muhadjir mengungkapkan larangan mudik untuk Lebaran 2021 mendatang. Arahan ini untuk seluruh masyarakat termasuk aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai Badan Usaha Milik Negara Kementerian (BUMN).
Larangan mudik berlaku selama kurang lebih dua minggu yakni mulai tanggal 6 hingga 13 Mei 2021. Langkah tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran pandemi.
"Larangan mudik akan dimulai pada 6-17 Mei 2021 dan sebelum dan sesudah tanggal itu, diimbau pada masyarakat untuk tidak melakukan pergerakan atau kegiatan-kegiatan yang ke luar daerah kecuali benar-benar dalam keadaan mendesak dan perlu, " kata Muhadjir, Jumat (26/3/2021).
Pernyataan Menhub Budi sebelumnya sebenarnya menjadi hal positif bagi PO (Perusahaan Otobus) Bus, yang harus mengalami kesulitan sejak Maret 2020 lalu. Menurut Direktur Operasional PO Bejeu, Iqbal Tosin, sebenarnya sangat berharap lebaran tahun ini dapat membantu menutupi kerugian selama pandemi.
"Dampaknya kita semakin merana, padahal masa lebaran tahun ini, kita berharap bisa membantu meng-cover kerugian-kerugian yang kita alami selama pandemi ini, " ungkap Iqbal.
Hal yang sama juga diungkap Sani. Dia mengatakan pihaknya masih jauh dari pulih, terlebih dengan keputusan baru dari pemerintah.
Namun dia pun pasrah jika keputusan tetap dilanjutkan. "Saat ini kami masih jauh dari pulih, apalagi kalau keputusan ini diteruskan ya sudah tau lah apa yang akan kami alami tanpa saya harus jelaskan, " kata Sani.
(Imbris Ghadni)