CIAMIS - Di Banjaranyar Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terdapat tukang panday atau pandai besi yang membuat benda-benda serba tajam.
Dalam pembuatan benda tajam seperti golok, pisau, cangkul, arit, parang, keris, pedang dan lainnya, tukang panday menggunakan cara manual.
Menjadi pandai besi membutuhkan fisik dan tenaga yang cukup kuat. Sebab dalam proses pembuatan satu benda tajam memerlukan waktu lebih dari 15 menit.
Prosesnya, memotong besi lalu membakarnya. 2 orang kemudian memukulnya memakai palu besar berkali-kali hingga terbentuk benda tajam sesuai keinginan.
Setelah terbentuk, berikutnya menggurinda benda tajam itu. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan kotoran hitam dari bara api.
Saat ini di zaman milenial keberadaan tukang Panday pun sudah jarang bahkan hampir punah.
Baca juga:
Tony Rosyid: Gurihnya Dana Bansos
|
Konon katanya, tukang Panday pada zaman Kerajaan merupakan orang yang mempunyai keahlian lebih. Sehingga keberadaanya pun sangat dihargai.
Tukang Panday yang masih bertahan hingga saat ini berada Desa Langkapsari, Kecamatan Banjaranyar.
Di desa tersebut ada 5 tukang Panday, salah satunya berada di Dusun Cikuya RT 6 RW 2. Dia adalah Jani bersama satu orang rekannya.
Setiap hari, rutinitas 2 orang itu menyulap benda besi menjadi barang serba tajam. Namun produk yang mereka buat saat ini harus bersaing dengan produk Asing.
Jani pun mengaku mempunyai ilmu merubah benda besi menjadi benda tajam dengan cara manual merupakan titisan dari nenek moyangnya.
“Saya punya ilmu ini karena titisan darah nenek moyang, ilmu ini turun temurun, ” kata Jani kepada galuh.id, Sabtu (13/2/2021).
Pakakas buatannya ia jual ke pasar tradisional terdekat, seperti Banjarsari dan Pamarican, menggunakan jasa Sales dan harus bersaing dengan produk asing dari China.
“Sekarang mah produk asing juga pada keluar. Padahal bagusan buatan lokal lho. Bedanya itu hanya soal harga saja. Kalau dari luar harganya di bawah buatan lokal, ” ujarnya.(***)