MAJALENGKA - Menghadapi pandemi Covid-19 yang belum kunjung menghilang, kegiatan di lembaga pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai perguruan tinggi sepi dengan tidak adanya kegiatan belajar mengajar (KBM). Pembelajaran tatap muka diganti dengan proses KBM dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring) hingga kondisi memungkinkan untuk belajar di sekolah.
Tidak digelarnya KBM mengakibatkan beberapa sekolah kotor dan Nampak tidak terawatt, sehingga beberapa sekolah berinisiatif membersihkan sekolah. Sepertri di SDN Cihaur 2 Kecamatan Maja, guru bersama beberapa peserta didik membersihkan sekolah, Kamis (4/2)
Kepala SDN Cihaur 2, Bedi Jubaedi SPdI menjelaskan proses, KBM yang terganggu karena tidak bisa belajar tatap muka berdampak luar biasa di dunia pendidikan. Menurutnya, efektivitas belajar mengajar baiknya dilakukan secara langsung agar siswa dapat menyerap apa yang disampaikan oleh pengajar. Jika menggunakan metode daring, tidak sedikit siswa yang tidak paham menggunakan gadget khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran.
Namun menurut Bedi, pendidikan merupakan suatu kebutuhan sejak dini untuk bekal peserta didik melanjutkan ke tingkat berikutnya. Bahkan setelah selesai sekolah mereka harus mengimplementasikan di kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit yang aktif di ranah sosial akan berbenturan dengan masyarakat, tentu harus mempunyai kecakapan dan pemahaman yang luas.
“Kalau sudah punya ilmu apalagi pemahaman, saat mereka berada dimanapun akan siap menghadapi berbagai hal karena sudah punya dasar pendidikan, ” tuturnya
Agar sekolah tidak sepi dan peserta didik terkontrol, sesekali dia mengajak peserta didik datang ke sekolah yang diwakili dua siswa per kelas. Sehingga setiap harinya ada sekitar 12 siswa yang datang, denganb menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Pihaknya mengajak siswa berdiskusi dan bertanya mengenai kegiatan siswa selama di rumah, dan membersihkan sekolah agar terawat.
Sementara Dedeh Rosidah SPdI, guru SDN 2 Cihaur mengatakan, para guru datang setiap hari ke sekolah namun tidak dengan siswa karena mengikuti aturan selama pandemi Covid-19. Selama ini dirinya hanya bisa memonitor kegiatan belajar lewat daring, dan sesekali datang ke rumah peserta didik untuk mengetahui sejauhmana mereka belajar di rumah.
“Saya berharap peran orang tua untuk mengawasi ketika anaknya diberi tugas pelajaran oleh gurunya agar dikerjakan, ” katanya.
Dedeh berharap pengajar dan orang tua bersama-sama membimbing, menjaga, mengawasi, dan mengarahkan anak didik agar bisa menempatkan mana waktu belajar dan bermain. Apalagi yang masih duduk di bangku kelas 1, benar-benar harus bisa diarahkan dan diajarkan yang baik.(***)