INDRAMAYU-Penduduk di Desa Margamulya, Kecamatan Bongas tidak lagi bisa tidur nyenyak. Mereka resah. Waswas banjir kembali menerjang. Bukan tanpa sebab. Seminggu berlalu, sejak kali pertama musibah banjir melanda, tanggul Kali Ciperawan yang mengalami jebol, tak kunjung diperbaiki.
Tanggul sepanjang sekitar 50 meter, lebar 5 meter dan tinggi 4 meter di Blok Samakrombeng itu dibiarkan tanpa penanganan. Kondisinya kian parah. Tanggul yang juga dijadikan akses jalan warga menuju desa tetangga itu tak bisa dilewati.
“Akses terputus. Kalau Kali Ciperawan meluap, bisa banjir lagi, ” kata Raksa Bumi Desa Margamulya, Senin (15/2).
Tanggul sungai yang melintasi Kecamatan Bongas dan Kandanghaur itu jebol akibat hantaman air yang mengalir dari hulu sungai ke hilir pada Senin (8/2) lalu.
Air dari Kali Ciperawan merendam sebanyak 380 unit rumah warga dengan ketinggian air mencapai 1 meter lebih. Sekitar 375 hektare sawah juga tergenang. “Sampai sekarang masyarakat kami masih trauma. Ditambah resah, karena tanggul yang jebol tidak kunjung diperbaiki, ” kata dia.
Ketua Satkorlak PBA Kecamatan Bongas, Iing Kuswara SSTP MSi membenarkan. Tanggul Kali Ciperawan mendesak diperbaiki. Pihaknyapun sudah melaporkan kejadian itu kepada Pemkab Indramayu sekaligus meminta bantuan. “Sudah dilaporkan dan telah disurvei oleh tim dari BBWS Citarum. Kita menunggu kedatangan alat berat, ” katanya.
Iing Kuswara yang juga Camat Bongas ini menyatakan, saat air Kali Ciperawan meluap, masyarakat bersama tim Satkorlak PBA langsung melakukan langkah antisipasi.
Yakni dengan meninggikan permukaan tanggul menggunakan karung berisi tanah. Supaya air luapan Kali Ciperawan tidak melimpas kepermukiman penduduk. “Posisi tanggul yang ditinggikan disebelah selatan, yang jebol disebelah utara, ” katanya.(***)